Kawan saya satu tongkrongan yang kebetulan juga sesama klan Los Kaliangkrikos, Azis Ahmad baru saja lolos seleksi wawancara untuk program doktorar luar negeri beasiswa santri. Jika tak ada aral yang melintang, ia akan segera menempuh pendidikan S3-nya di Leiden University atau Australian National University.
Tentu saja saya, Fairuz, Anwar, Dafi, Ubaidillah, Joko, dan kawan-kawan satu tongkrongan yang lain akan merasa kehilangan. Namun pastilah itu jenis kehilangan yang menyenangkan. Kehilangan yang layak untuk dirayakan, sebab tak ada yang lebih membuat hati bahagia ketimbang melihat kawan yang menemani kita bisa bertumbuh.
Setelah sebelumnya ditinggal Azis yang Anwar Fachruddin ke ASU alias Arizona State University, sekarang kami harus siap ditinggal oleh Azis yang lain, Azis yang selalu kami panggil dengan panggilan “Azis Sayur”, sebab ia punya usaha kedai sayuran segar di Jogja yang ia ambil langsung dari petani Kaliangkrik.
Azis adalah sosok yang baik. Ia setia kawan. Dialah yang menyuplai nyaris seluruh kebutuhan sayur keluarga saya saat kami terkena Covid-19 pada pertengahan tahun 2021 lalu. Ia punya cita-cita yang besar, ia ingin membantu mbayari sebanyak mungkin anak-anak dari daerahnya untuk mondok.
Saya dan kawan-kawan tentu berharap Azis bisa segera berangkat ke luar negeri, lulus, lalu pulang dan bercerita banyak hal pada kami di atas kursi kafe Basabasi Condongcatur tempat biasa kami nongkrong.
Saat itulah, kami sudah menyiapkan nama panggilan baru untuknya: Azis Vegetables.