Selama ini, kita sangat sangat sering mendengar berita pemerkosaan terhadap perempuan. Terlalu sering, malah. Namun, kita jarang mendengar berita soal perempuan memperkosa lelaki. Apakah memang tidak ada kasus perempuan memperkosa lelaki? Tentu saja ada. Namun jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang kasus lelaki memperkosa perempuan.
Apakah ini salah bentuk ketimpangan kesetaraan? Ha ndiasmu.
Oke, jadi begini. Secara ilmiah, hal ini sebenarnya bisa dijelaskan.
Secara medis, manusia mempunyai syaraf untuk mengontrol seks di otaknya, nama ilmiahya adalah Hipotalamus. Ukurannya sebesar buah Cherry dan beratnya kurang lebih 4,5gr. Selain mengendalikan nafsu birahi kita, Hipotalamus ini juga mengendalikan perasaan, detak jantung dan tekanan darah. Nah, usut punya usut, ternyata hipotalamus lelaki lebih besar dari wanita. Karena itulah nafsu seks lelaki lebih besar dari wanita.
Dari sini sudah bisa mulai ditarik kenapa dalam urusan seks lelaki cenderung lebih agresif.
Nah, ada hasil penelitian yang menarik oleh Roy Baumeister, psikolog sosial dari Florida State University, Hasil peneliatannya itu semakin memperbesar argumen tentang fenomena tindak pemerkosaan yang lebih banyak dilakukan oleh lelaki pada perempuan ketimbang sebaliknya. Roy Baumeister menemukan bahwa hasrat seksual lelaki bersifat spontan dan fantasi seks mereka lebih bervariasi dibanding wanita.
Lelaki punya kecenderungan memikirkan seks setidaknya sekali dalam sehari. Sementara itu, wanita yang berpikir tentang seks setiap hari, jumlahnya hanya seperempat dibanding lelaki.
Kalau secara nalar seksual, bisa juga ditelusuri. Dalam keadaan terangsang, pada lelaki, penisnya akan ereksi. Sedangkan pada perempuan, liang vaginanya akan basah oleh cairan vagina. Sama seperti ereksinya penis lelaki, basahnya vagina ini dapat terjadi akibat stimulasi fisik, seperti selama foreplay seksual, atau dari sekadar memikirkan aktivitas seksual.
Nah, untuk mencapai penetrasi, syarat yang paling utama adalah penis lelaki haruslah ereksi. Sebab, jika penis lelaki tidak ereksi, maka penetrasi akan susah dilakukan.
Sedangkan wanita, mau vaginanya basah atau tidak, penetrasi tetap bisa dilakukan. Bedanya, saat vagina basah, itu tidak akan menyakitkan bagi perempuan, karena sejatinya, itu adalah cairan pelumas yang memungkinkan pergerakan yang lebih luwes saat upaya penetrasi menciptakan gesekan.
Jadi, dalam urusan penetrasi, yang lebih punya peran penting adalah penis. Nah, yang bisa punya kendali pada hal ini tentu saja adalah lelaki. Mau sekeras apapun perempuan mencoba memerkosa lelaki, kalau penisnya tidak ereksi, maka penetrasi tidak akan bisa dilakukan.
Itulah kenapa, dalam banyak sisi, pemerkosaan menjadi lebih strategis dilakukan oleh lelaki kepada perempuan ketimbang sebaliknya. Lelaki lebih dominan.
Nah, dengan fakta ini, menjadi hal yang penting bagi lelaki, bahwa urusan seksual, ia punya ruang kendali yang jauh lebih besar ketimbang perempuan. Pendidikan seksual menjadi mutlak lebih dibutuhkan oleh lelaki ketimbang perempuan.
Itulah sebabnya, sejauh ini, cara yang paling baik untuk mengurangi tindak pelecehan seksual adalah mengajarkan lelaki untuk bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya.
Kenapa? Ya karena itu tadi. Jauh lebih mudah bagi lelaki untuk ereksi ketimbang perempuan untuk basah.