Saya juga masih ingat jelas dengan ponsel pertama saya, Motorola T190, salah satu ponsel terkeren (pada jamannya) besutan Motorola. Saya suka dengan desain mini-nya, terlihat sangat sporty dan nyaman digenggam. Ponsel ini saya beli seharga Rp 350.000,- hasil dari menabung uang saku selama beberapa bulan. Nada deringnya masih monoponic, tapi itu sudah sangat cukup bagi saya, asal ponsel ini masih bisa terus menemani saya dalam ber-sms-an dengan kawan, kerabat, ataupun sang pa... eh lupa, saat itu saya belum punya pacar (dan.... sampai sekarang pun sebenarnya juga masih belum punya).
Lebih dari dua tahun si Hello Moto ini menemani saya, rasa suka saya pada ponsel ini makin bertambah, tapi rasa bosan saya pun ikut bertambah pula. Akhirnya, saya putuskan untuk membeli ponsel yang baru, masih satu pabrikan dari Motorola. Saya lupa Motorola seri berapa, tapi yang pasti, fiturnya lebih oke daripada pendahulunya si T190, Motorola ku yang baru ini layarnya sudah warna, flip, dan juga sudah ada radionya. Keren deh pokoknya (sekali lagi, pada jamannya).
Ponsel pertama saya, Motorola T190
Seiring waktu berjalan, saya pun mulai keseringan gonta-ganti ponsel, tercatat, saya sudah 4 kali ganti ponsel. Tapi semuanya belum ada yang berlabel smartphone, ponsel terakhir yang saya gunakan adalah Nokia 2730 classic yang saya beli second dari seorang teman dengan harga yang cukup miring.
Dan bulan November 2012 kemarin, adalah pertama kalinya saya bisa menikmati yang namanya Smartphone atawa ponsel pintar. Tak tanggung-tanggung, ponsel pintar itu adalah Blackberry Curve 9320 dengan OS 7.1, yang merupakan salah satu blackberry terbaik di kelasnya dengan OS terbaru (sebelum dirilis Blackberry 10).
Sebelum punya blackberry ini, saya selalu beranggapan bahwa Blackberry adalah ponsel yang sangat mewah dan ekslusif, saya bahkan sampai sinis dengan yang namanya Blackberry (entah sinis, atau memang iri karena ndak mampu beli). Dulu dalam anggapan saya, Blackberry tak lebih dari sekedar ponsel mewah dengan banyak fitur canggih namun percuma, dan biasanya hanya digunakan oleh anak-muda yang ingin pamer gadget, meski saya tak yakin, mereka mampu membelinya dengan uang sendiri ─atau minimal hasil menabung uang saku─.
Oke, lupakan tentang sikap sinis saya pada Blackberry, dan tolong maafkan saya jika saya sudah terlalu ber-suudzon pada kaum muda yang doyan pamer gadget (Tapi kalian tetaplah makhluk yang doyan pamer!), mungkin itu hanya perasaan saya saja karena belum pernah merasakan renyahnya ponsel pintar asal Kanada ini, hehehe.
Langsung saja ke pokok bahasan
Saya sebenarnya masih kurang percaya bisa mencicipi Blackberry. Karena selain saya rasa kurang cocok, harganya pun tergolong tinggi untuk ukuran seorang penjaga warnet seperti saya ini. Tapi namanya juga kuasa Alloh, saya diberi kesempatan juga untuk bisa memiliki yang namanya PIN Blackberry (ya, ini benar-benar PIN Blackberry, bukan ATM, PIN Gamecard, atau PIN-PIN lainnya).
Jadi ceritanya, sekitar bulan oktober 2012 lalu, saya mengikuti kontes menulis yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri, Hadiahnya menarik, ada 3 buah Gadget keren yang disediakan untuk 3 orang pemenang. Dan atas berkat Rahmat Alloh yang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang be....*dibekep*, Alhamdulillah saya didapuk menjadi juara 3 dan berhak atas hadiah satu unit Blackberry Curve 9320 atau yang nama kerennya Blackberry Amstrong.
Dua minggu setelah pengumuman pemenang, Saya dihubungi oleh pihak Bank Mandiri selaku penyelenggara kontes untuk mengonfirmasikan alamat lengkap saya, karena hadiah satu unit blackberry akan segera dikirimkan. Sayapun langsung memberikan alamat lengkap saya sambil membayangkan keasyikan-keasyikan yang akan segera saya lalui dengan ponsel blackberry pertama saya ini.
Jeda 3 hari, hadiah yang dijanjikan pun diantarkan ke alamat rumah saya. Satu unit Blackberry Amstrong akhirnya benar-benar ada dalam genggaman, rasanya senang bercampur geli. Dan Jadilah hari itu saya otak-atik blackberry seharian penuh tanpa bisa diganggu gugat.
Paketan Hadiah Blackberry dari Bank Mandiri
Dan ternyata, banyak sekali fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi canggih yang ada di perangkat ponsel ini. Kini saya sadar kenapa begitu banyak muda-mudi yang ingin sekali memakai ponsel ini.
Fitur pertama dan yang paling utama dari Blackberry yang saya punya ini tentu saja adalah BBM alias Blackberry messenger, Jujur, saya sangat terbantu dengan fitur ini, Bagaimana tidak, selama ini, saya menjalankan bisnis online jualan kaos lewat internet, dan saya hanya mengandalkan komunikasi SMS serta email dengan pembeli, terkadang miris saat ada pembeli yang menanyakan PIN BB dan saya belum punya, namun kini dengan modal Blackberry ini, saya bisa menjalin komunikasi yang lebih cepat dan praktis dengan pembeli, tentu saja dengan fitur BBM.
Sedikit bergaya dengan Blackberry Curve 9320 gratisan
Fitur lainnya adalah Blackberry app world, dengan fitur ini, saya bisa mendownload banyak sekali aplikasi pendukung untuk Blackberry saya ini, diantaranya adalah aplikasi berita, games, musik, dan juga mobile blogging.
Satu lagi fitur yang begitu istimewa adalah integrasi penerima pesan, yakni fitur dimana kita bisa menerima pesan atau notifikasi dari pelbagai aplikasi mesengger seperti BBM, Google Talk, email, Facebook, Twitter, dan messenger lainnya. Pokoknya bahagia deh punya Blackberry.
Kini, sudah hampir 5 bulan saya memakai blackberry amstrong ini, dan sudah banyak perubahan dalam diri saya. Misalnya, setiap ada momen unik dan menarik, saya langsung memotretnya dengan ponsel saya untuk kemudian saya posting di facebook ataupun blog pribadi saya, maklum, ponsel saya ini dilengkapi dengan fitur kamera yang cukup bagus, resolusinya 3,2 Mega pixel dan dilengkapi dengan flashlight, jadi wajar saja kalau sekarang saya jadi lebih doyan foto-foto.
Saya tak tahu pasti, akan sampai berapa lama saya bertahan memakai Blackberry ini, tapi jika mengingat performanya yang masih sangat mumpuni ini, rasa-rasanya saya belum ada niatan untuk berpindah ke lain
Sumber gambar : Dokumentasi Pribadi