Berbagai keunggulan dan kelebihan yang dimiliki oleh kendaraan SUV yang cocok di segala medan ini menjadikannya sebagai pilihan alternatif utama para pecinta mobil, terutama para pekerja kantoran. Hal ini jelas terlihat saat tren dan dominasi mobil Sedan, MPV, dan Hatchback yang memang sangat identik dengan mobil kantoran mulai tergerus oleh keberadaan Mobil SUV. Maka itulah jangan kaget jika sekarang ini banyak mobil SUV yang berderet rapi dan bersanding harmoni dengan mobil Sedan di halaman parkir perkantoran.
Cut cut cut!!, maaf mas Agus! bukannya mau menyela, tapi kan judul postingannya Terios 7 Wonders , Antara Penjelajahan dan Nikmatnya Kopi, kok malah cerita tentang mobil SUV sih?
Iya mas, sabar, ini juga lagi proses menuju ke bab utama, jangan langsung ke pokok dong, pake intermezzo kan juga ndak papa?, Lagian Terios kan emang mobil SUV, jadi nggak salah dong kalo saya mbahas dulu tentang mobil SUV sebelum melangkah ke bab utama? ya nggak? hehehe
Iya mas, sabar, ini juga lagi proses menuju ke bab utama, jangan langsung ke pokok dong, pake intermezzo kan juga ndak papa?, Lagian Terios kan emang mobil SUV, jadi nggak salah dong kalo saya mbahas dulu tentang mobil SUV sebelum melangkah ke bab utama? ya nggak? hehehe
Lanjut, Dan Lambat laun, mobil jenis SUV pun seakan semakin menjadi sebuah kebutuhan, terlebih lagi saat ini, kegiatan penjelajahan alam menjadi salah satu agenda kegemaran para eksekutif, dan bahkan tak sedikit pula kegiatan CSR perusahaan yang memfokuskan kegiatannya pada even penjelajahan alam.
Kebutuhan dan permintaan akan kendaraan model SUV yang makin hari semakin tinggi membuat generasi mobil SUV bermunculan bak jamur di musim hujan (halah). Salah satunya adalah Daihatsu Terios , yang mana Daihatsu Terios ini disebut-sebuat sebagai salah satu produk SUV terbaik serta sangat layak untuk dijadikan sebagai alternatif pilihan SUV untuk mengisi garasi rumah anda (jika memang anda pembaca blog ini kebetulan sedang berburu SUV).
Bisa dibilang, Proyek Dihatsu terios ini adalah proyek penyempurnaan dari proyek SUV Daihatsu sebelumnya. Karena memang jauh sebelum Terios lahir, Daihatsu sudah terlebih dahulu bermain di pasar SUV dengan produk Daihatsu Feroza-nya di era 1990-an. Sukses dengan Feroza, Daihatsu kembali melahirkan generasi SUV, adalah Daihatsu Taruna, SUV yang ditahbiskan sebagai penerus kejayaan Feroza. Daihatsu Taruna ini sempat hadir menghiasi pasar SUV di Indonesia pada tahun 1996 sampai tahun 2006 sebelum akhirnya digantikan oleh Daihatsu Terios yang pada tahun 2011 mengusung varian terbarunya, yaitu New Terios SUV 7 Seater . Kehadiran Terios terbaru ini adalah satu dari sekian usaha mutakhir Daihatsu di pasar mobil.
Mas Agus, kapan sih mau cerita tentang ekspedisi Terios 7 wonders -nya? udah ga sabar nih!!cepetan dikit dong
Tunggu mas, sabar-sabarin aja dulu, ni setelah mbahas tentang performa dan keunggulan Terios , saya langsung ke bahasan utama kok, sabar dikit ya!
Tunggu mas, sabar-sabarin aja dulu, ni setelah mbahas tentang performa dan keunggulan Terios , saya langsung ke bahasan utama kok, sabar dikit ya!
Tak bisa dipungkiri, bahwa Daihatsu adalah brand yang selama ini sudah berakar sangat dalam di pasar kendaraan Indonesia. Dan, kehadiran Terios terbaru ini adalah satu dari sekian usaha mutakhir Daihatsu di pasar mobil. Karena itulah Daihatsu membekali Terios terbaru ini dengan segudang kelebihan dan keunggulan demi terciptanya performa yang luar biasa.
Dan Keunggulan utama yang ada pada Terios terbaru ini senada dengan inovasi baru yang diusung oleh Terios , yaitu 7 wonder . apa sajakah 7 wonder yang ada pada terios terbaru ini? penasaran? ini dia.
1. The only 7-Seater SUV
Daihatsu Terios ini adalah jenis kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) pertama yang dirancang untuk 7 penumpang, jadi dengan terios, anda bisa menjelajahi medan alam bareng anak-istri, ncang ncing, nyak babe, dan kalo perlu, sama mertua sekalian, soalnya jatah penumpangnya banyak, hehehe
2. Easy Access Entertainment
Ini adalah salah satu keungggulan Terios di bidang audio, Dengan terios terbaru ini, anda bisa mengontrol audio player hanya dengan sentuhan jari di kemudi anda tanpa harus mengalihkan pandangan anda dari kemudi, sehingga aman untuk gonta-ganti lagu saat berkendara.
3. Tough Style
Desain Terios benar-benar dirancang agar nampak gagah dan macho, sesuai dengan jiwa petualang. Sehingga siapapun yang mengendarainya akan merasa percaya diri.
4. City Cruiser High Ground Clearance
Terios juga didesain sebagai transporter perkotaan dengan Ground Clearance yang cukup tinggi, sehingga cocok digunakan untuk menembus banjir, terutama di ibukota (besok beli terios ya pak Jokowi!!, hehehe), selain itu, High ground Clearance juga membuat Terios tetap nyaman hampir di semua kontur jalan.
5. Easy Handling
Dengan hadirnya Electric Power Steering (EPS) pada Terios membuat mobil yang satu ini cukup mudah untuk dikemudikan dan sangat easy handling.
6. Optimal Comfort Suspension
Daihatsu Terios memang kendaraan jenis SUV, namun begitu, Terios tetap nyaman dikendarai karena menggunakan suspensi MacPherson Strut yang nyaman, jadi walau banyak goncangan, bokong anda hanya akan merasakan sedikit goncangan.
7. Excellent Strenght
Berbekal mesin DOHC 1.500 cc, Terios menawarkan kekuatan prima dan performa maksimal, namun tetap irit bahan bakar karena sudah menerapkan mesin VVT-i dan sistem Electronic Fuel Injection (EFI).
Gimana? mantep bukan?. Oke lanjut, sekarang giliran Interior dan Exterior yang akan saya bahas. Karena selain 7 keunggulan secara umum yang sudah saya sebeutkan tadi, Terios juga masih mempunyai segudang keunggulan pada interior dan exteriornya lho.
Ini Interiornya
Dan Ini Eksteriornya
Berbagai keunggulan yang disandang oleh terios mulai dari performa mesin, kenyamanan, Interior yang mewah dan elegan serta bentuk body eksterior yang gagah dan berkelas nampaknya sudah cukup menjadi bukti bahwa terios memang layak dijadikan sebagai alternatif kendaraan pilihan anda.
Jadi gimana? tertarik pengin beli Terios ? kalo iya, langsung saja merapat ke dealer terdekat, dan langsung beli Teriosnya. Saya nitip salam saja buat SPG-nya. hehehe
Dalam dunia petualangan, angka 7 memang kerap dianggap sebagai bintang penjelajahan. Tengok saja, Sejarah pernah membuktikan perjalanan Antipater Sidon, seorang filsuf Yunani yang menjelajahi daratan Eropa dan timur tengah demi mencatatkan nama 7 Keajaiban Dunia Kuno (Kolosus Rodos, Taman Gantung Babilonia, Mausoleum Mausolus, Mercusuar Iskandariyah, Piramida Giza, Patung Zeus, dan Kuil Artemis) yang kelak dikenal sebagai 7 wonders of the world, Kali lain, muncul istilah The 7 Summits, yang merupakan usaha penjelahan dan penaklukkan 7 puncak gunung tertinggi di dunia (Kilimanjaro, Denali, Elbrus, Aconcagua, Carstensz Pyramid, Vinson, dan Everest). Jadi boleh dibilang, angka 7 itu adalah salah satu angka bintang idola para penjelajah.
Dan bintang angka 7 dalam dunia penjelajahan itu nampaknya kembali terukir, kali ini oleh Tim Jejak Petualang Terios 7-Wonder , yaitu sebuah tim yang terdiri dari kru Daihatsu beserta beberapa jurnalis otomotif, dimana penjelajahan yang dilakukan adalah ekspedisi jelajah keindahan alam Indonesia dalam rentang eksplorasi pulau Sumatera hingga Sabang untuk mengunjungi 7 daerah penghasil kopi di Sumatera pada bulan Oktober 2012 lalu dengan menggunakan 3 unit Daihatsu Terios Hi-Grade Type TX AT (2 unit) dan Type TX MT (1 unit) dengan menempuh perjalanan sejauh tidak kurang dari 3.557 kilometer selama 14 hari lebih tepatnya tanggal 11-24 Oktober 2012 lalu.
Perjalanan Tim Jejak Petualang Terios 7-Wonder ini selain untuk membuktikan ketangguhan Daihatsu Terios dalam menjelajahi medan alam, juga merupakan sebuah penggambaran brand Terios sebagai " Mobil Sahabat Petualang " sejati.
Adapun misi utama dari ekspedisi ini, adalah untuk mengguggah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia khususnya pulau Sumatera. Pulau Sumatera menjadi target petualangan ini karena memang selain terkenal dengan keindahan alamnya, Sumatera juga terkenal sebagai pulau penghasil kopi berkualitas, dan sejalan dengan tema perjalanan " Sumatera Coffee Paradise ". Selama perjalanan, tim Terios 7-Wonders mengunjungi 7 spot kopi yang terkenal di Sumatra, yaitu Liwa, Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, Curup, Mandailing Natal, dan Takengon. (Wah, jadi pengin ngopi nih, maaak! kopi mana kopi?).
Dan asal tahu saja, masing-masing dari 7 spot kopi yang disambangi oleh tim Terios 7-Wonders ternyata mempunyai kekhasan kopi yang berbeda, Liwa misalnya, daerah ini dikenal sebagai penghasil kopi Liwa yang kental, halus dan berkualitas tinggi, harganya konon bisa mencapai Rp 3 juta/kg. Kemudian Kopi Lahat, yang memiliki aroma dan rasa yang khas dan sering disebut sebagai dedengkot kopi asli. Lalu ada Kopi Pagaralam, yang diclaim sebagai kopi sajian khusus bagi Ratu Belanda, Juliana.Kopi empat lawang, salah satu kopi robusta dengan aroma khas. Kopi Curup si kopi dengan rasa pahit pas. Kopi Sidikalang si kopi kualitas eksport yang mampu bersaing dengan kopi Brazil, dan yang terakhir Kopi Luwak Gayo khas takengon yang menjadi langganan menu kopi di berbagai kedai kopi internasional.
Kopi Sumatra juga sangat terkenal di dunia berkat cita rasa dan aromanya yang nikmat. Bahkan Zev Siegel (satu dari quartet founder Starbucks) tak segan-segan mengakui kalau Kopi dari Sumatera merupakan salah satu kopi terbaik di dunia dan selalu menjadi menu kopi utama di setiap gerai starbucks di seluruh dunia.
Oh ya, Selain kegiatan Coffee hunting alias berburu kopi selama penjelajahan, tim ekspedisi Terios 7-Wonders juga akan menyisipkan program CSR dalam perjalanan sepanjang 3.557 km tersebut. Sehingga penjelajahan ini selain bermakna bisnis dan budaya, juga mempunyai makna sosial.
Selama perjalannnya, Tim singgah di 12 pemberhentian yaitu Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup,,, Bengkulu, Bukit Tinggi, Tarutung, Medan, Langsa, Takengon, Banda Aceh, dan yang terakhir Sabang Tugu Nol Kilometer. Dari 12 pemberhentian tersebut, 7 diantaranya adalah tujuan utama yang merupakan 7 spot daerah penghasil kopi di Sumatra.
Baiklah, langsung saja, inilah Napak tilas perjalanan ekspedisi Terios 7-Wonders menjelajahi 7 spot kopi di Sumatra. monggo dinikmati.
Akhirnya, sampai juga ke pembahasan utama, udah ditunggu-tunggu nih !!
Jelas dong, saya kan blogger yang ndak pernah ingkar janji (kecuali kalo kepepet)
Jelas dong, saya kan blogger yang ndak pernah ingkar janji (kecuali kalo kepepet)
Ekspedisi Terios 7 Wonders "Sumatera Coffee paradise" memang sudah berakhir sejak tanggal 24 oktober 2012 lalu, tapi rasanya tak ada salahnya jika saya kembali mengupas jelajah alam dan eksplorasi kopi di Sumatera bersama Terios 7 Wonders ini. Ya walaupun saya dan mungkin anda tidak mengikuti secara langsung gelaran ekspedisi Terios 7 wonders ini, tapi setidaknya dengan tulisan napak tilas Ekspedisi Terios 7 Wonders "Sumatera Coffee paradise" yang saya sajikan di blog ini bisa membuat saya dan anda ikut menikmati sensasi eksplorasi keindahan alam Sumatera dengan kenikmatan kopinya.
Oke, cekidot kang.
JAKARTA, OPENING CEREMONY
Ekspedisi Terios 7 Wonders "Sumatera Coffee paradise" dimulai dari Jakarta yang memang merupakan home base Utama Daihatsu Indonesia. Prosesi Opening ceremonial alias upacara pembukaan dilakukan pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 di VLC Sunter Jakarta untuk melepas kepergian (cielah) Tim Terios 7 Wonders . Tim Terios 7 Wonders yang dilepas berjumlah 10 orang yang terdiri dari kru Daihatsu dan beberapa Jurnalis otomotif. 10 orang ini akan menjelajahi keindahan alam pulau Sumatera dengan tiga unit Daihatsu Terios yang terdiri dari Terios TX-AT (2 unit) dan Terios MT (1 unit).
Opening ceremony yang juga merupakan awal petualangan Terios 7-Wonders ini disaksikan langsung oleh jajaran management dan staf Astra Daihatsu Motor. Perjalanan awal dimulai setelah Ekspedisi Terios 7 Wonders dibuka langsung oleh Ibu Amelia Tjandra selaku Manajer Direktur PT. Astra Daihatsu Motor Indonesia saat ini.
Setelah Ekspedisi resmi dibuka, petualangan panjang sudah menanti Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders, karena setelah dilepas, Tim Terios 7 Wonders langsung harus menempuh jarak 567 km dari Jakarta menuju Liwa (Lampung Barat), dimana Liwa sendiri merupakan salah satu dari 7 Destinasi penghasil kopi di Sumatra.
Ekspedisi Terios 7 Wonders "Sumatera Coffee paradise" dimulai dari Jakarta yang memang merupakan home base Utama Daihatsu Indonesia. Prosesi Opening ceremonial alias upacara pembukaan dilakukan pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 di VLC Sunter Jakarta untuk melepas kepergian (cielah) Tim Terios 7 Wonders . Tim Terios 7 Wonders yang dilepas berjumlah 10 orang yang terdiri dari kru Daihatsu dan beberapa Jurnalis otomotif. 10 orang ini akan menjelajahi keindahan alam pulau Sumatera dengan tiga unit Daihatsu Terios yang terdiri dari Terios TX-AT (2 unit) dan Terios MT (1 unit).
Opening ceremony yang juga merupakan awal petualangan Terios 7-Wonders ini disaksikan langsung oleh jajaran management dan staf Astra Daihatsu Motor. Perjalanan awal dimulai setelah Ekspedisi Terios 7 Wonders dibuka langsung oleh Ibu Amelia Tjandra selaku Manajer Direktur PT. Astra Daihatsu Motor Indonesia saat ini.
Setelah Ekspedisi resmi dibuka, petualangan panjang sudah menanti Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders, karena setelah dilepas, Tim Terios 7 Wonders langsung harus menempuh jarak 567 km dari Jakarta menuju Liwa (Lampung Barat), dimana Liwa sendiri merupakan salah satu dari 7 Destinasi penghasil kopi di Sumatra.
LIWA, KOPINYA TERCIUM HINGGA MANCANEGARA
Liwa adalah target destinasi pertama Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders . Ibu kota kabupaten Lampung Barat provinsi Lampung ini adalah kota hujan yang berada di pegunungan Bukit Barisan Selatan.
Perjalanan menuju Liwa dimulai dari VLC (spot opening ceremony) kemudian menuju ke Pelabuhan merak bakauheni untuk menyeberang dari Jawa ke Sumatera.
Liwa yang merupakan wilayah pegunungan memang tidak mudah untuk dicapai, karena harus ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning, dengan ragam jalan yang didominasi oleh tikungan pendek disertai oleh tanjakan terjal. Kondisi jalan inilah yang menuntut tim untuk pandai-pandai melakukan perpindahan transmisi. Beberapa kali shifter matik Terios AT berpindah dari D-3 ke 2. Sementara untuk yang manual dari 4 ke 3.
Tim baru sampai di kota Liwa pada pukul 17.00 WIB dengan total jarak tempuh dari jakarta mencapai 567 km. Setelah sampai di Kota Liwa, Tim langsung bergegas menuju ke pemberhentian di danau Ranau yang berjarak sekitar 25 km dari kota Liwa. Sesampainya di tepian Danau Ranau yang sudah gelap gulita, Tim disambut oleh hawa dingin yang menusuk, maklum saja karena Liwa memang daerah pegunungan jadi di malam hari, uadaranya begitu dingin. Dan Setelah beristirahat melepas lelah, Pagi harinya Tim langsung menikmati kopi Liwa dengan ditemani hawa dingin nan sejuk khas liwa.
Wah, jan mantep tenan. Dingin-dingin ngopi.
Dan ternyata perjuangan melawan hawa dingin Liwa yang yang dilakukan oleh segenap tim tidak sia-sia, karena tim mendapatkan pengalaman mengeksplorasi penangkaran Luwak serta menghirup aroma kopi dari perkebunan kopi yang terletak tidak jauh dari Danau Ranau. Tak hanya itu, Tim juga mendapatkan pengarahan dan penjelasan langsung dari pak M. Khodis tentang tata cara pengolahan biji kopi. Pak Khodis sendiri merupakan seorang penyuluh pertanian yang memiliki pabrik pengolahan kopi di Liwa.
Dan asal anda tahu, Kopi Luwak dari Liwa adalah salah satu jenis kopi yang terkenal di seantero dunia, kenikmatan rasanya dan aromanya tercium sampai mancanegara, harganya bahkan bisa mencapai Rp 400 ribu per kilonya, weleh-weleh. Tak salah jika Tim Terios 7 wonders menjadikan Liwa sebagai salah satu Destinasi ekspedisi terios 7 wonder
Liwa adalah target destinasi pertama Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders . Ibu kota kabupaten Lampung Barat provinsi Lampung ini adalah kota hujan yang berada di pegunungan Bukit Barisan Selatan.
Perjalanan menuju Liwa dimulai dari VLC (spot opening ceremony) kemudian menuju ke Pelabuhan merak bakauheni untuk menyeberang dari Jawa ke Sumatera.
Liwa yang merupakan wilayah pegunungan memang tidak mudah untuk dicapai, karena harus ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning, dengan ragam jalan yang didominasi oleh tikungan pendek disertai oleh tanjakan terjal. Kondisi jalan inilah yang menuntut tim untuk pandai-pandai melakukan perpindahan transmisi. Beberapa kali shifter matik Terios AT berpindah dari D-3 ke 2. Sementara untuk yang manual dari 4 ke 3.
Tim baru sampai di kota Liwa pada pukul 17.00 WIB dengan total jarak tempuh dari jakarta mencapai 567 km. Setelah sampai di Kota Liwa, Tim langsung bergegas menuju ke pemberhentian di danau Ranau yang berjarak sekitar 25 km dari kota Liwa. Sesampainya di tepian Danau Ranau yang sudah gelap gulita, Tim disambut oleh hawa dingin yang menusuk, maklum saja karena Liwa memang daerah pegunungan jadi di malam hari, uadaranya begitu dingin. Dan Setelah beristirahat melepas lelah, Pagi harinya Tim langsung menikmati kopi Liwa dengan ditemani hawa dingin nan sejuk khas liwa.
Danau Ranau, Titik persinggahan Tim di Liwa
Wah, jan mantep tenan. Dingin-dingin ngopi.
Dan ternyata perjuangan melawan hawa dingin Liwa yang yang dilakukan oleh segenap tim tidak sia-sia, karena tim mendapatkan pengalaman mengeksplorasi penangkaran Luwak serta menghirup aroma kopi dari perkebunan kopi yang terletak tidak jauh dari Danau Ranau. Tak hanya itu, Tim juga mendapatkan pengarahan dan penjelasan langsung dari pak M. Khodis tentang tata cara pengolahan biji kopi. Pak Khodis sendiri merupakan seorang penyuluh pertanian yang memiliki pabrik pengolahan kopi di Liwa.
Proses pengolahan kopi di Liwa
Dan asal anda tahu, Kopi Luwak dari Liwa adalah salah satu jenis kopi yang terkenal di seantero dunia, kenikmatan rasanya dan aromanya tercium sampai mancanegara, harganya bahkan bisa mencapai Rp 400 ribu per kilonya, weleh-weleh. Tak salah jika Tim Terios 7 wonders menjadikan Liwa sebagai salah satu Destinasi ekspedisi terios 7 wonder
LAHAT, KABUPATEN DENGAN BUDAYA NGOPI
Setelah mencicipi sensasi kopi luwak di Liwa, Tim kembali meneruskan penjelajahannya, kali ini Lahat, Salah satu kabupaten penghasil kopi yang terkenal di Sumatera sekaligus kabupaten dengan budaya ngopi yang cukup tinggi.
Penjelajahan Tim Terios 7 wonders di Lahat ini seakan menjadi sangat istimewa, karena disambut langsung oleh Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i SE.
Momen ini terjadi saat Tim Terios 7 wonders menyambangi Pasar Lama kota Lahat dan kongkow bareng warga sambil ngopi bareng, tentunya dengan kopi khas Lahat, dan tiba-tiba tim beserta rombongan yang sedang asyik ngobrol ngalor-ngidul bareng warga dikejutkan dengan kedatangan Pak Bupati yang langsung ikut nimbrung. "Lewat secangkir kopi ini, saya mewakili masyarakat Lahat menawarkan persahabatan yang tulus" ujar pak Bupati. Sungguh secangkir kopi mampu menawarkan segudang persahabatan.
Oh ya, Lahat sendiri boleh dibilang sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera (bahkan indonesia), bahkan di tahun 2008, produksi kopi di Lahat bisa mencapai 126.210 ton. Namun sayang, belakangan produksi kopi di lahat mulai menurun, hal ini menurut Pak Aswari karena belakangan, pemasaran kopi banyak dikuasai tengkulak dan juga harga beli kopi dari petani kerap dipermainkan. Sehingga banyak yang mulai meninggalkan kebun kopi. Karena itulah perjalanan 7 Wonders Terios – Sumatera Coffee Paradise ini diharapkan bisa menggairahkan kembali para petani kopi di Lahat untuk mengolah kebun kopi yang lama ditinggalkan. Semoga saja.
Setelah mencicipi sensasi kopi luwak di Liwa, Tim kembali meneruskan penjelajahannya, kali ini Lahat, Salah satu kabupaten penghasil kopi yang terkenal di Sumatera sekaligus kabupaten dengan budaya ngopi yang cukup tinggi.
Penjelajahan Tim Terios 7 wonders di Lahat ini seakan menjadi sangat istimewa, karena disambut langsung oleh Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i SE.
Dijamu langsung oleh Pak Bupati dengan secangkir kopi
Momen ini terjadi saat Tim Terios 7 wonders menyambangi Pasar Lama kota Lahat dan kongkow bareng warga sambil ngopi bareng, tentunya dengan kopi khas Lahat, dan tiba-tiba tim beserta rombongan yang sedang asyik ngobrol ngalor-ngidul bareng warga dikejutkan dengan kedatangan Pak Bupati yang langsung ikut nimbrung. "Lewat secangkir kopi ini, saya mewakili masyarakat Lahat menawarkan persahabatan yang tulus" ujar pak Bupati. Sungguh secangkir kopi mampu menawarkan segudang persahabatan.
Lahat dengan segala keramah-tamahan penduduknya
Oh ya, Lahat sendiri boleh dibilang sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera (bahkan indonesia), bahkan di tahun 2008, produksi kopi di Lahat bisa mencapai 126.210 ton. Namun sayang, belakangan produksi kopi di lahat mulai menurun, hal ini menurut Pak Aswari karena belakangan, pemasaran kopi banyak dikuasai tengkulak dan juga harga beli kopi dari petani kerap dipermainkan. Sehingga banyak yang mulai meninggalkan kebun kopi. Karena itulah perjalanan 7 Wonders Terios – Sumatera Coffee Paradise ini diharapkan bisa menggairahkan kembali para petani kopi di Lahat untuk mengolah kebun kopi yang lama ditinggalkan. Semoga saja.
PAGARALAM, PENGHASIL KOPI TERBESAR DI SUMATERA
Setelah bersantap siang bersama Bupati Lahat, Pak Aswari, Tim kemudian segera pamit dan melanjutkan perjalanan ke persinggahan selanjutnya, yaitu Pagaralam. Jalanan menuju kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit keluar dari kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan kota Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal. Tapi dengan performa prima Terios , semuanya bisa dilalui dengan lancar.
Letak pagaralam yang berada kurang lebih 1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk, ditambah dengan kebun kopi yang menghiasi kanan kiri jalan membuat seluruh tim terpesona akan keindahan alam Pagaralam.
Tim Ekspedisi memutuskan untuk menginap di Villa dan Hotel Gunung Gare, Dan hari masih sore saat tim check in di penginapan, Tim kemudian berkeliling untuk mecari perkebunan kopi dan juga tempat pengolahannya di sekitar Pagaralam. Karena menurut berbagai informasi yang diperoleh Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera. Dan ternyata tak susah untuk menemukan perkebunan kopi atau tempat pengolahan kopi di Pagaralam.
Malam harinya, seluruh Tim menikmati makan malam dengan menu ikan bakar dan ikan goreng. Tentu saja sambil menikmati seduhan kopi Pagaralam yang nikmat.
Setelah bersantap siang bersama Bupati Lahat, Pak Aswari, Tim kemudian segera pamit dan melanjutkan perjalanan ke persinggahan selanjutnya, yaitu Pagaralam. Jalanan menuju kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit keluar dari kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan kota Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal. Tapi dengan performa prima Terios , semuanya bisa dilalui dengan lancar.
Letak pagaralam yang berada kurang lebih 1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk, ditambah dengan kebun kopi yang menghiasi kanan kiri jalan membuat seluruh tim terpesona akan keindahan alam Pagaralam.
Tim Ekspedisi memutuskan untuk menginap di Villa dan Hotel Gunung Gare, Dan hari masih sore saat tim check in di penginapan, Tim kemudian berkeliling untuk mecari perkebunan kopi dan juga tempat pengolahannya di sekitar Pagaralam. Karena menurut berbagai informasi yang diperoleh Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera. Dan ternyata tak susah untuk menemukan perkebunan kopi atau tempat pengolahan kopi di Pagaralam.
Kopi Pagaralam
Malam harinya, seluruh Tim menikmati makan malam dengan menu ikan bakar dan ikan goreng. Tentu saja sambil menikmati seduhan kopi Pagaralam yang nikmat.
EMPAT LAWANG, KOMODITI KOPI
Empat lawang adalah wilayah yang menjadi tujuan ekspedisi Terios 7 Wonders berikutnya setelah Pagaralam, Wilayah ini adalah hasil pemekaran dari kabupaten Lahat, dan tak berbeda jauh dari saudara tuanya Lahat, Wilayah ini juga mempunyai produksi kopi yang cukup besar, bahkan kopi menjadi salah satu komoditi pertanian terbesar dari kabupaten Empat Lawang
Untuk menuju ke empat Lawang dari Pagaralam, Tim harus melalui Tebing Tinggi via desa Jarai – Pendopo. Sebenarnya jalan pada rute ini tergolong cukup baik, Hanya saja tidak begitu lebar dan rutenya berkelok-kelok. Butuh kehati-hatian agar tak terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan sendiri relatif sepi dengan pemandangan hutan di kanan dan kirinya. Karena kecepatan yang bisa diraih tak bisa terlalu kencang, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tempuh kurang lebih 121,6 km sekitar 3 jam.
Sama seperti saat di Lahat, Ekspedisi Terios 7 Wonders di Empat lawang ini juga disambut oleh Pak Bupati. Adalah H. Budi Antoni Aljufri, Bupati Empat Lawang yang menyambut tim ekspedisi dan sempat bertukar kata dengan tim. Hanya saj,a Pak Bupati tidak bisa menemani tim cukup lama, karena harus berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji 13 oktober 2012, namun walau begitu, Pak Budi tetap mempersilahkan kami untuk menginap di Rumah Dinasnya - Puri Emass.
Di Empat lawang ini, Tim kembali melaksanakan agenda utama, yaitu mengeksplorasi pesona kopi. Kami dipertemukan oleh Anang Zairi, seorang pemilik pengolahan kopi di Empat Lawang. Anang juga menjelaskan bahwa Kopi di Empat Lawang berbeda dengan kopi di daerah lain, karena merupakan hasil percampuran Arabica dan Robusta. Wuah, mantra : Mantap terasa.
Empat lawang adalah wilayah yang menjadi tujuan ekspedisi Terios 7 Wonders berikutnya setelah Pagaralam, Wilayah ini adalah hasil pemekaran dari kabupaten Lahat, dan tak berbeda jauh dari saudara tuanya Lahat, Wilayah ini juga mempunyai produksi kopi yang cukup besar, bahkan kopi menjadi salah satu komoditi pertanian terbesar dari kabupaten Empat Lawang
Untuk menuju ke empat Lawang dari Pagaralam, Tim harus melalui Tebing Tinggi via desa Jarai – Pendopo. Sebenarnya jalan pada rute ini tergolong cukup baik, Hanya saja tidak begitu lebar dan rutenya berkelok-kelok. Butuh kehati-hatian agar tak terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan sendiri relatif sepi dengan pemandangan hutan di kanan dan kirinya. Karena kecepatan yang bisa diraih tak bisa terlalu kencang, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tempuh kurang lebih 121,6 km sekitar 3 jam.
Sama seperti saat di Lahat, Ekspedisi Terios 7 Wonders di Empat lawang ini juga disambut oleh Pak Bupati. Adalah H. Budi Antoni Aljufri, Bupati Empat Lawang yang menyambut tim ekspedisi dan sempat bertukar kata dengan tim. Hanya saj,a Pak Bupati tidak bisa menemani tim cukup lama, karena harus berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji 13 oktober 2012, namun walau begitu, Pak Budi tetap mempersilahkan kami untuk menginap di Rumah Dinasnya - Puri Emass.
Di Empat lawang ini, Tim kembali melaksanakan agenda utama, yaitu mengeksplorasi pesona kopi. Kami dipertemukan oleh Anang Zairi, seorang pemilik pengolahan kopi di Empat Lawang. Anang juga menjelaskan bahwa Kopi di Empat Lawang berbeda dengan kopi di daerah lain, karena merupakan hasil percampuran Arabica dan Robusta. Wuah, mantra : Mantap terasa.
CURUP, SI KOPI PAHIT YANG PAS DAN KHAS
Curup menjadi destinasi tim ekspedisi 7 wonders selanjutnya, Curup sendiri adalah ibukota Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu sekalgus merupakan kota terbesar ke-2 di Bengkulu. Dan tentu saja, merupakan alah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera. Kopi Curup dikenal sebagai kopi dengan tingkat kepahitan yang pas dan khas.
Berbeda dengan wilayah-wilayah lain yang medan perjalannnya didominasi oleh pegunungan dan hutan, medan perjalanan di Curup ini justru didominasi oleh kontur pasir, karena memang rute yang dilalui tim rute pantai.
Namun sayang, dalam ekspedisi di Curup ini, Tim tak banyak melakukan eksplorasi kopi, apalagi menyambangi banyak obyek wisata alam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat, dan lagi selama ekspedisi di bengkulu, Tim memang lebih terkonsentrasi untuk mengunjungi acara CSR berupa penyerahan bantuan untuk Posyandu dan juga UKM.
Dan salah satu hadiah terbesar selama ekspedisi di bengkulu ini adalah Tim ekspedisi berkesempatan untuk mengunjungi obyek wisata sejarah, yaitu rumah pribadi Ibu Fatmawati Soekarno Putri yang Letaknya di jalan Fatmawati Bengkulu. Rumah bersejarah tersebut merupakan salah satu aset wisata sejarah pemprov Bengkulu.
Curup menjadi destinasi tim ekspedisi 7 wonders selanjutnya, Curup sendiri adalah ibukota Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu sekalgus merupakan kota terbesar ke-2 di Bengkulu. Dan tentu saja, merupakan alah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera. Kopi Curup dikenal sebagai kopi dengan tingkat kepahitan yang pas dan khas.
Berbeda dengan wilayah-wilayah lain yang medan perjalannnya didominasi oleh pegunungan dan hutan, medan perjalanan di Curup ini justru didominasi oleh kontur pasir, karena memang rute yang dilalui tim rute pantai.
Beraksi di jalan berpasir
Namun sayang, dalam ekspedisi di Curup ini, Tim tak banyak melakukan eksplorasi kopi, apalagi menyambangi banyak obyek wisata alam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat, dan lagi selama ekspedisi di bengkulu, Tim memang lebih terkonsentrasi untuk mengunjungi acara CSR berupa penyerahan bantuan untuk Posyandu dan juga UKM.
Dan salah satu hadiah terbesar selama ekspedisi di bengkulu ini adalah Tim ekspedisi berkesempatan untuk mengunjungi obyek wisata sejarah, yaitu rumah pribadi Ibu Fatmawati Soekarno Putri yang Letaknya di jalan Fatmawati Bengkulu. Rumah bersejarah tersebut merupakan salah satu aset wisata sejarah pemprov Bengkulu.
MANDAILING NATAL, PERADABAN KOPI INDONESIA
Seakan tidak puas dengan kegiatan eksplorasi kopi yang kurang maksimal di Bengkulu, Tim kemudian menumpahkan semangat eksplorasi kopi yang menggebu ke destinasi berikutnya, yaitu Mandailing Natal. Mandailing Natal yang juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara.
Butuh waktu sekitar 18 jam perjalanan dari bengkulu untuk mencapai spot ini, Perjalanan yang lama ini cukup menguras energi sebagian anggota tim Terios 7 Wonders , bahkan ada beberapa anggota tim yang terkena gejala batuk dan flu. Tapi walau begitu, semangan seluruh angota tim untuk mengeksplorasi kopi mandailing natal masih tetap terus membara.
Tujuan ekplorasi kopi di mandailing natal adalah melihat pengolahan dan perkebunan kopi rakyat di Mandailing (Mandheling) Natal. Karena di Mandailing Natal, banyak terdapat perkebunan kopi rakyat yang cukup luas dimana perinciannya adalah perkebunan Kopi Robusta seluas 2.145 ha dan perkebunan Kopi Arabika seluas 1.642 ha, selain itu Mandailing Natal juga mempunyai sejarah besar dalam dunia perkopian Indonesia, bahkan di mandailing, ada desa yang jadi pusat kopi Arabica pertama kali di tanam, yaitu Desa Pakantan.
Desa yang disambangi oleh Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders adalah Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud, yang merupakan salah satu desa dengan jumlah perkebunan kopi terbanyak di Mandailing. Letak desa ini berada cukup jauh di pedalaman, sehingga rute treknya sangat dinanti oleh segenap anggota tim karena bagi mereka, area pedalaman berarti off-road time bagi mereka!
Sesampainya di tujuan, segenap anggota tim langsung ditunjukkan proses pengolahan kopi Jae Ulu pungud sambil sesekali menyruput kopi Jae Ulu pungud yang rasa dan aromannya sangat khas.
Seakan tidak puas dengan kegiatan eksplorasi kopi yang kurang maksimal di Bengkulu, Tim kemudian menumpahkan semangat eksplorasi kopi yang menggebu ke destinasi berikutnya, yaitu Mandailing Natal. Mandailing Natal yang juga sering disebut dengan Madina adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara.
Butuh waktu sekitar 18 jam perjalanan dari bengkulu untuk mencapai spot ini, Perjalanan yang lama ini cukup menguras energi sebagian anggota tim Terios 7 Wonders , bahkan ada beberapa anggota tim yang terkena gejala batuk dan flu. Tapi walau begitu, semangan seluruh angota tim untuk mengeksplorasi kopi mandailing natal masih tetap terus membara.
Tujuan ekplorasi kopi di mandailing natal adalah melihat pengolahan dan perkebunan kopi rakyat di Mandailing (Mandheling) Natal. Karena di Mandailing Natal, banyak terdapat perkebunan kopi rakyat yang cukup luas dimana perinciannya adalah perkebunan Kopi Robusta seluas 2.145 ha dan perkebunan Kopi Arabika seluas 1.642 ha, selain itu Mandailing Natal juga mempunyai sejarah besar dalam dunia perkopian Indonesia, bahkan di mandailing, ada desa yang jadi pusat kopi Arabica pertama kali di tanam, yaitu Desa Pakantan.
Desa yang disambangi oleh Tim Ekspedisi Terios 7 Wonders adalah Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud, yang merupakan salah satu desa dengan jumlah perkebunan kopi terbanyak di Mandailing. Letak desa ini berada cukup jauh di pedalaman, sehingga rute treknya sangat dinanti oleh segenap anggota tim karena bagi mereka, area pedalaman berarti off-road time bagi mereka!
kopi Jae Ulu pungud, Mantap
Sesampainya di tujuan, segenap anggota tim langsung ditunjukkan proses pengolahan kopi Jae Ulu pungud sambil sesekali menyruput kopi Jae Ulu pungud yang rasa dan aromannya sangat khas.
TAKENGON, TAK BISA LEPAS DARI KOPI
Kota Takengon adalah persinggahan terakhir tim 7 Wonders dalam mengeksplorasi 7 tempat penghasil kopi di Pulau Sumatera. Sepanjang perjalanan ini sudah ada 6 tempat yang dikunjungi oleh Tim Ekspedisi Terios 7 wonders, yaitu Liwa (Lampung), Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup, Mandailing Natal dan sekarang giliran Takengon.
Perjalanan sepertinya akan berlangsung biasa saja, mengingat lalu lintas tak terlalu padat serta kondisi jalan raya juga cukup bagus. Namun sensasi berbeda mulai terasa saat memasuki Takengon, Karena begitu sampai di Takengon, komunitas jip dari Gayo sudah menunggu. Mereka siap mengawal 3 Terios mencicipi trek bukit Oregon. Trek light off-road dengan pemandangan yang indah. Disinilah kemampuan dan ketangguhan Terios Teruji. Hal ini bukit Oregon mempunyai kontur berbatu yang tak beraturan lagi terjal.
Sampai di ujung terakhir trek Oregon, Tim Ekspedisi segera menyempatkan untuk berhenti sejenak. Tentu saja untuk menikmati peman dangan indah danau laut tawar takengon sambil menyeruput secangkir kopi panas ditemani kawan-kawan dari komunitas jib Gayo, sungguh ekspedisi yang berkesan dan penuh nuansa persahabatan.
Eksplorasi trek sudah, kini saatnya untuk eksplorasi kopi.
Tanah yang subur didukung dengan letak geografis Takengon yang menjadi salah satu rangkaian bukit barisan membuat Takengon mempunyai tanah yang cocok untuk ditanami kopi. Maka tak heran jika masyarakat Gayo, demikian penduduk Takengon biasa disebut menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas pertanian. bahkan bisa dibilang masyarakat Takengon ini tak bisa lepas dari kebun kopi. Rasanya hampir semua penduduk di kota ini memiliki kebun kopi. Minimal satu keluarga punya setengah hektar luasnya.
Selama di takengon, Tim diajak oleh Bambang Wijaya Kusuma, salah satu pengusaha kopi lokal untuk melihat langsung salah satu kebun kopi peninggalan Belanda di desa Blang Gele. Kebun kopi tua tersebut hanya seluas 15 hektar. Namun walau begitu. dari sisi kualitas, biji kopi di desa Blang Gele termasuk nomer satu.
Kota Takengon adalah persinggahan terakhir tim 7 Wonders dalam mengeksplorasi 7 tempat penghasil kopi di Pulau Sumatera. Sepanjang perjalanan ini sudah ada 6 tempat yang dikunjungi oleh Tim Ekspedisi Terios 7 wonders, yaitu Liwa (Lampung), Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup, Mandailing Natal dan sekarang giliran Takengon.
Perjalanan sepertinya akan berlangsung biasa saja, mengingat lalu lintas tak terlalu padat serta kondisi jalan raya juga cukup bagus. Namun sensasi berbeda mulai terasa saat memasuki Takengon, Karena begitu sampai di Takengon, komunitas jip dari Gayo sudah menunggu. Mereka siap mengawal 3 Terios mencicipi trek bukit Oregon. Trek light off-road dengan pemandangan yang indah. Disinilah kemampuan dan ketangguhan Terios Teruji. Hal ini bukit Oregon mempunyai kontur berbatu yang tak beraturan lagi terjal.
Sampai di ujung terakhir trek Oregon, Tim Ekspedisi segera menyempatkan untuk berhenti sejenak. Tentu saja untuk menikmati peman dangan indah danau laut tawar takengon sambil menyeruput secangkir kopi panas ditemani kawan-kawan dari komunitas jib Gayo, sungguh ekspedisi yang berkesan dan penuh nuansa persahabatan.
Eksplorasi trek sudah, kini saatnya untuk eksplorasi kopi.
Tanah yang subur didukung dengan letak geografis Takengon yang menjadi salah satu rangkaian bukit barisan membuat Takengon mempunyai tanah yang cocok untuk ditanami kopi. Maka tak heran jika masyarakat Gayo, demikian penduduk Takengon biasa disebut menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas pertanian. bahkan bisa dibilang masyarakat Takengon ini tak bisa lepas dari kebun kopi. Rasanya hampir semua penduduk di kota ini memiliki kebun kopi. Minimal satu keluarga punya setengah hektar luasnya.
Selama di takengon, Tim diajak oleh Bambang Wijaya Kusuma, salah satu pengusaha kopi lokal untuk melihat langsung salah satu kebun kopi peninggalan Belanda di desa Blang Gele. Kebun kopi tua tersebut hanya seluas 15 hektar. Namun walau begitu. dari sisi kualitas, biji kopi di desa Blang Gele termasuk nomer satu.
Yah, itulah Rangkaian kisah penjelajahan Tim Ekspedisi Terios 7 wonders Sumatera Paradise Coffee yang akhirnya harus berakhir di tugu "Nol" Kilometer di Sabang tepat pukul 12.48 WIB tanggal 24 Oktober 2012. Petualangan seru mengeksplorasi keindahan alam Sumatera serta kekayaan khasanah kopi Sumaera ini total menempuh 3.657 km selama 15 hari.
Petualangan fantastis ini kiranya cukup untuk membuktikan betapa Terios adalah mobil jenis SUV yang tangguh dan mampu diandalkan untuk kegiatan penjelajahan alam.
Dan juga, semoga dengan berakhirnya Rangkaian kisah penjelajahan Tim Ekspedisi Terios 7 wonders Sumatera Paradise Coffee ini, membuat kita semua sadar akan betapa kayanya negara kita dengan khazanah kopinya, sehingga kita bisa muali mencintai produk kopi negeri sendiri yang rasanya tentu saja tidak kalah dengan kopi luar negeri.
Pokoknya hidup Terios , Hidup Kopi Indonesia
Bukan lautan, Hanya Kolam Susu
Pagi-pagi minum kopi rokok Samsu
Sumber gambar dan referensi
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/news/
http://dealermobilbekasi.blogspot.com/2012/05/daihatsu-terios.html
http://id.carmall.com/id/otomotif/info_artikel/test-drive-daihatsu-terios-7-4/
http://id.carmall.com/id/otomotif/info_artikel/2344/
http://www.dapurpacu.com/terios-7-wonders-tembus-titik-nol/
http://www.daihatsu.co.id/news/read/269/Jejak-Petualang-Terios-7-Wonders
http://google.co.id