Minggu sore, 12 Mei 2013, setelah selesai gelaran acara ASEAN Blogger Festival 2013 kemarin, Kang Jarwadi meminta tolong saya dan Kang Anno untuk berkenan mengantarkan 5 rekan blogger filipina-nya ke Borobudur dan Prambanan, Hal ini karena beliau ada pekerjaan yang harus diselesaikan keesokan harinya, sehingga mau tak mau, beliau tak bisa menemani kelima sobat filipino-nya itu dan harus meminta tolong orang lain untuk bisa menggantikan tugasnya.
Dua hari mengantarkan 5 blogger Filipina untuk menikmati keindahan Candi Borobudur dan Prambanan serta Atmosfer malam kota Jogja sedikit banyak membawa pelajaran tersendiri bagi saya. Claire, Regin, Jun, Cyntia, dan Gail, mereka adalah 5 orang blogger Filipina yang ingin menikmati wisata Jogja-Magelang tersebut, mereka berlima adalah bagian dari delegasi Filipina di ajang ASEAN blogger festival yang berlangsung beberapa hari yang lalu di Surakarta.
Dari 5 blogger yang saya antar, ada satu sosok blogger yang menurut saya sangat inspiratif dan penuh dengan pelajaran yang bisa diambil, dialah Claire Madarang, Travel Blogger yang juga nyambi jadi lifestyle contributor di Rappler.com. Bagi saya, dialah blogger sejati.
Apa pasal saya bisa berkata demikian? Pertama, Claire adalah seorang Blogger yang sangat ingin tahu, selama di Borobudur dan Prambanan, dia banyak bertanya kepada saya tentang sejarah serta segala sesuatu yang berhubungan dengan borobudur (dan untungnya, saya sempat beli minibook tentang borobudur dan prambanan, sehingga sedikit banyak, saya bisa menjawab pertanyaan yang diajuakn Claire), memang, blogger lainnya juga tak kalah responsif dalam bertanya, tapi saya merasa, Claire-lah yang paling banyak dan rajin bertanya, rasa ingin tahu yang cukup besar itu tentu perlu diapresiasi, karena rasa ingin tahu adalah salah satu modal berharga bagi seorang blogger dalam membuat warta, blogger dengan rasa ingin tahu yang besar tentu bisa membuat reportase postingan yang tajam dan mendalam di blog-nya, sehingga isi artikel di blognya bukan sekedar postingan narsis dan mejeng semata, namun juga berisi postingan yang informatif dan mampu menginspirasi setiap orang yang membacanya.
Kedua, dia selalu meminta ijin kepada siapapun yang menjadi obyek foto untuk mengambil fotonya, Ya, hampir di sepanjang jalan Malioboro, dia selalu meminta saya untuk memintakan izin kepada pedagang untuk mengambil fotonya atau barang dagangannya, maka tak heran jika saya pun agak sebal, karena berkali-kali di sepanjang jalan dia selalu berkata "agus, can you ask permission for me to take his/her picture?", dan saya pun mau tak mau harus mengiyakannya. Jujur, walau agak dongkol dan malas, tapi saya kagum dengan itikad baiknya, hal ini sangat berbeda dengan kebanyakan blogger Indonesia (termasuk saya) yang asal jepret obyek tanpa meminta izin seseorang yang punya hak atau wewenang atas obyek foto tersebut, karena mungkin bagi kita, kalau hanya mengambil gambar, rasanya tak ada yang marah. Maka, sikap dan itikad baik Claire dalam mengambil gambar tadi rasanya patut untuk diacungi jempol.
Dan yang Ketiga, dia sangat menghormati karya dan hak cipta foto. Di malam hari saat kami jalan-jalan ke titik nol kilometer Jogja, dia mencoba untuk mengambil foto Istana negara, tapi apa lacur, hasil fotonya buruk, karena pencahayaan istana yang cukup redup, dan lagi kamera yang digunakan Claire hanyalah kamera digital biasa yang belum dilengkapi dengan berbagai fitur fotografi canggih. Sayapun kemudian menyarankannya untuk mengambil gambar istana negara itu di Google seandainya memang dia ingin memposting tentang istana negara di Blog-nya. Dan ternyata, jawaban yang keluar dari mulutnya sungguh tak teduga, "google image have a copyright, and we can not use it at will, it would be better if we took pictures with our own camera, and post them on our blog!" (gambar di google punya hak cipta, dan kita tak bisa menggunakannya semau kita, akan lebih baik jika kita mengambil gambar dengan kamera kita sendiri, dan mempostingnya di blog kita!). Jlep, saya langsung merasa tersindir, walau sebenarnya ada aturan yang memperbolehkan kita untuk menggunakan gambar dari google selama kita mencantumkan sumbernya, toh, Claire tetap bersikeras untuk menggunakan gambar hasil jepretannya sendiri. Suatu sikap yang rasanya sulit untuk saya tiru, karena jujur, saya hampir selalu mengambil gambar dari google untuk saya posting di blog saya, malah terkadang saya sering tidak mencantumkan sumbernya.
Nah, itulah 3 pelajaran berharga yang saya dapat dari sosok Claire Madarang, seorang blogger filipina yang menjunjung tinggi kesopanan dan hak karya cipta. Semoga kelak, saya bisa mengikuti jejaknya.
NB : Gambar saya ambil dari Akun Facebook Claire (dan saya belum ijin)